PMI Lampung Timur Diperbudak Majikan Di Arab Saudi, Garda BMI Minta KBRI Ambil Langkah Tegas

Jakarta – Seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Lampung Timur, Nurhayati (36) diduga dipekerjakan bagai budak selama belasan tahun di Arab Saudi.
Nurhayati berangkat ke Arab Saudi pada 2005. Awal di negeri seberang, Nurhayati masih rajin menghubungi keluarga di kampung halaman. Pada 2005 sampai 2007 sempat komunikasi tapi bisa dihitung tidak lebih dari 5 kali selama dua tahun. Kala itu menghubungi masih lewat wartel.
“Bahkan kami hampir putus asa menganggap anak saya tidak akan pernah pulang lagi,” tutur Sarip saat ditemui di rumahnya (24/5).
Ketua Umum DPP Garda Buruh Migran Indonesia (BMI), Imam Subali menyebutkan ada dua poin yang menjadi dasar indikasi terjadinya perbudakan terhadap Nurhayati di Arab Saudi.
“Mengenai indikasi telah terjadi pola perbudakan yang dilakukan oleh pihak majikan dari dua hal. Pertama, (Nurhayati) tidak diberi akses komunikasi dengan dunia luar,” kata Imam Subali, Kamis (2/6/2022).
“Kedua, gaji selama 15 tahun tidak dibayar oleh pihak majikan. Sehingga kami menganggap ini perbudakan nyata yang dilakukan oleh pihak majikannya kepada saudari kita Mbak Nurhayati,” lanjut Imam Subali.
Terkait kejadian ini, Imam mendesak pihak KBRI di Riyadh, Arab Saudi, untuk mengambil langkah-langkah tegas dengan memperjuangkan hak-hak Nurhayati.
“Sekarang PMI (Nurhayati) sudah aman berada di KBRI dan pihak KBRI sudah mengambil langkah diplomatik sesuai kewenangannya,” ujar Imam.
“Kita optimis hak-haknya akan bisa didapatkan. Saya yakin perwakilan kita di Arab Saudi punya kapasitas itu dan segera memulangkan ke Indonesia agar bisa segera berkumpul kembali dengan keluarganya,” pungkas Imam Subali.
Sarip orang tua korban, mengkonfirmasikan setelah 2007 sampai kini Nurhayati tidak lagi menghubungi keluarganya. Ini membuat keluarga panik, berpikir yang tidak-tidak.
Sudah 17 tahun Sarip tidak pernah tahu kabar Nurhayati. Itulah yang membuat warga Desa Sriwangi, Kecamatan Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur itu sedih.